Senin, 24 Januari 2011

TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGET


TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGET

Makalah


4







Diajukan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Teori Belajar

Oleh
Fadhilah Hasan 092335046







SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN)
PURWOKERTO
2010
PENDAHULUAN

Dewasa ini proses belajar sangat beragam, mulai dari belajar dalam ranah secara afektif, kognitif, dan psikomotorik. Banyak juga teori belajar yang dikemukakan oleh para pakar sosiologi.
Pakar psikologi belajar diantaranya adalah piaget.  Piaget mengemukakan teorinya dalam ranah kognitif. Untuk lebih jelasnya teori belajar menurut piaget maka penulis menyusun makalah ini.




















TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGET

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan  antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya.
Kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk lebih berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan masalah (Desmita, 2009:96).
Teori belajar kognitif mendasarkan pada pandangan ilmu jiwa kognitif, yaitu yang menekankan proses kognitif yang terjadi pada diri seseorang yang sedang belajar, terutama yang berkenaan dengan tahap-tahap pengolahan informasi(nurgiantoro, 1988:65-66).
Kognisi yaitu suatu perbuatan mengetahui atau perbuatan terhadap situasi di mana tingkah laku itu terjadi (Ahmad Abu dan Widodo Supriono, 2004:227).
Piget adalah seorang psikolog “developmental” karena penelitiannya mengenai tahap-tahap perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar individu (Dalyono, 2005:37).
Menurut piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental baruyang sebelumnya tidak ada (Dalyono, 2005:37).
Piaget menelidiki masalah dari segi penesuaian/adaptasi manusia serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi berdasarkan dalil bahwa struktur intelektual terbentuk didalam individu akibat interaksinya dengan lingkungan (Dalyono, 2005:37).
Implikasi dari teori belajar menurut piaget adalah piaget mengemukakan perkembangan kognitif anak sesuai dengan perkembangan usia (gognitive developmental perperpective).
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998).
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka.
Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru di lahirkan sampai mengijak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah;
1.      Sensori motor (usia 0 - 2 tahun)
2.      Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
3.       Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun)
4.       Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SLTP dengan rentang usia 11 – 15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspek-aspek perkembangan remaja Dimana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi kongkrit kepenerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadar keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri.
Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subyek tertentu. Apabla siswa akrab dengan suatu obyek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan menggunakan operasi formal (Nur, 2001).
Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget.
1.      Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. (Bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dangan yang dimaksud.
2.      Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran Didalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori Piaget berarti dalam pembelajaran fisika banyak menggunakan penyelidikan.
3.      Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.
Implikasinya dalam proses pembelajaran kognitif adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir formal.











PENUTUP


A.    Kesimpulan
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan iteraksi-interaksi mereka.
Tingkat perkembangan kognitif menurut piaget, yaitu; 1) Sensori motor (usia 0 - 2 tahun), 2)Pra operasional (usia 2 – 7 tahun), 3) Operasional kongkrit (usia 7 – 11 tahun), dan 4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa.

B.     Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentunya banyak sekali terjadi kekurangan baik dari sumber yang digunakan sebagai referensi maupun dari redaksinya yang masih kurang sistematis, oleh karena itu kritik dan saran yang mendukung sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah teori belajar kognitif menurut piaget.






DAFTAR PUSTAKA


Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Renika Cipta.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar